Belajar Di Zona Art of Discovery and Invention

Bagian 3

Proses belajar yang dilakukan oleh anak idealnya adalah berkesinambungan dan tuntas. Saat anak-anak melihat sesuatu yang baru di lingkungannya, harapannya adalah rasa ingin tahu mereka muncul. Anak-anak akan menanyakan berbagai hal kepada orang lain. Susunan kalimatnya pun belum seformal orang dewasa. Terkadang masih loncat sana-sini. Dari topik mainan, teman, kegiatan di rumah, kembali lagi pada topik mainan. Peran orang-orang disekitar adalah bagaimana menjaga rasa ingin tahu anak tersebut tetap bermunculan. Bukan mematikannya dengan membentak atau menjawab 'tidak tahu'.

Sesuatu yang biasa bagi orang dewasa mungkin menjadi hal yang baru dan menarik untuk anak-anak. Maka anak-anak akan mencoba hal tersebut. Anak-anak akan melakukan ekslporasi untuk menjawab rasa ingin tahunya. Mereka mulai bermain peran dengan teman-temannya. Apa yang menjadi rasa ingin tahunya mereka ekspresikan dalam imajinasi-imajinasi berfikir kreatif mereka.

Ketika daya imajinasi kreatif anak-anak biasa terasah dengan bereksplorasi di lingkungan alam, maka mereka akan memiliki temuan baru. Penemuan itu mereka ciptakan sendiri dari hasil imajinasi kreatif mereka. Anak-anak belajar dari pengalaman yang telah mereka lakukan. Misalnya, ketika anak-anak belajar mengenai sumber daya alam, maka mereka akan menemukan ide-ide baru dari permasalahan yang muncul dari sumber daya alam yang mereka pelajari. Bahkan, saking imajinatifnya anak-anak, kadang tidak terfikirkan oleh kita sebagai orang dewasa. Yang bisa jadi ide tersebut menjadi sebuah hal baru yang dihasilkan oleh pemikir-pemikir kreatif.

Level tertinggi anak-anak untuk memahami sebuah ilmu pengetahuan adalah ketika mereka mengajarkan kepada orang lain apa yang mereka pahami. Kegiatan itu biasa dilakukan oleh anak-anak saat akhir pembelajaran atau akhir tema belajar. Kami menyebutnya dengan class for friend. Anak-anak akan membuat kelompok kecil untuk belajar bersama. Maka anak-anak yang pandai menggambar, mereka akan membuka kelas untuk temannya maupun fasilitator. Mereka yang suka matematika, maka mereka akan membuka kelas dan mengajarkan kepada temannya. Bagi mereka yang suka sains, maka mereka akan membawa berbagai alat peraga untuk diajarkan kepada temannya. Bahasa yang mereka sampaikan bahasa ala anak-anak. Tidak apa-apa, disini anak-anak sambil belajar bagaimana ia menyampaikan informasi atau gagasan kepada orang lain.Kegiatan ini sangat manarik bagi anak-anak. Fasilitator dan anak-anak sama-sama belajar. Kegiatan ini biasa berlangsung 45 menit atau lebih. Tergantung dengan kebutuhan anak-anak.

Fasilitator akan membawa kelas art of discovery and invention atau disebut dengan zona AD, terkadang dilakukan dengan iringan musik pengantar. Suasana kelas mejadi begitu menenangkan dan asyik untuk belajar bersama. Anak-anak dan fasilitator bernyanyi bersama dengan alat musik gitar.

Discovery, dalam hal ini, anak-anak belajar menemukan sesuatu yang sudah ada. Misalnya, energi alternatif yang sering digunakan adalah matahari dan angin. Mereka akan mencoba apa yang dimanfaatkan dari energi matahari untuk kehidupan sehari-hari. Sementara itu, invention, dalam hal ini, anak-anak akan menemukan sesuatu yang benar-benar baru. Mereka akan melakukan berbagai percobaan dari pengalaman belajarnya.

Anak-anak semakin matang dengan pengetahuan yang mereka serap dan mengajarkan apa yang ia pahami kepada temannya. Mereka mulai berfikir logis dan skeptis terhadap hal baru. Inilah sebenarnya yang dibangun dari penanaman budi pekerti sebuah pendidikan. Anak-anak akan mencerna informasi yang mereka peroleh dan mengimplementasikannya dalam pengalaman belajarnya. Disinilah anak-anak semakin kaya akan gagasan. Karena mereka bebas menentukan sendiri apa yang mejadi keinginannya dan mencoba berbagai pengalaman belajarnya secara merdeka dan bahagia.